Aprinda Rizky Ma'rufi

" Ia adalah lagu, musik yang kuputar selalu, nada yang mendayu, dentingan piano yang membuat candu. Aku panggil ia dengan sebutan “Kamu”. "
Ikuti Aku
Pualam.

puisi ber-rima akhiran am



tinggi rasaku mendentum alam, 
bagai granat yang terpendam, "dam-dam", 
mengelegar tak bisa diredam, 
mengusir kejam kesunyian malam.

ingin rasanya ku eram,
 namun, 
kerasnya hancurkan kapal sampai tenggelam, 
karam menuju palung yang terdalam.

geram, ingin kusulam dan anyam, namun ia terus bergumam, 
" sudahlah, katakan saja rasa yang terpendam bagai dendam, 
sebab tak bisa kau simpan bak logam atau saham. biar ia tertanam,  
menyelam dalam hatinya yang hitam  diam beragam walau sedikit masam".