Pualam.
puisi ber-rima akhiran am |
tinggi rasaku mendentum alam,
bagai granat yang terpendam, "dam-dam",
mengelegar tak bisa diredam,
mengusir kejam kesunyian malam.
bagai granat yang terpendam, "dam-dam",
mengelegar tak bisa diredam,
mengusir kejam kesunyian malam.
ingin rasanya ku eram,
namun,
kerasnya hancurkan kapal sampai tenggelam,
karam menuju palung yang terdalam.
namun,
kerasnya hancurkan kapal sampai tenggelam,
karam menuju palung yang terdalam.
geram, ingin kusulam dan anyam, namun ia terus bergumam,
" sudahlah, katakan saja rasa yang terpendam bagai dendam,
sebab tak bisa kau simpan bak logam atau saham. biar ia tertanam,
menyelam dalam hatinya yang hitam diam beragam walau sedikit masam".
" sudahlah, katakan saja rasa yang terpendam bagai dendam,
sebab tak bisa kau simpan bak logam atau saham. biar ia tertanam,
menyelam dalam hatinya yang hitam diam beragam walau sedikit masam".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar