Assalamu'alaikum..
Sebelum Ke Materi, Yuk bantu saya dengan mensubscribe Channel Youtube saya dan Teman-teman saya,
Lanjut.
Selamat pagi
teman-teman, kata "sabar" kadang kala sering kita dengar saat dilanda
emosi, baik emosi amarah maupun emosi yang lainnya, kadang kala orang sering
beranggapan bahwa sabar ada batasannya, benar memang sabar ada batasannya jika
kita menuruti hawa nafsu yang sering kali musuh kita "setan" bisikan,
sebenarnya sabar itu tak ada batasannya sebab sifat sabar berasal dari Allah
dan Perintah-Nya, segala apapun yang Allah Perintahkan tak ada batasannya, jika
kita beranggapan bahwa segala yang ada di sisi Allah ada batasanya, maka kita
sama saja merendahkan dan meremehkan sifat kekal Allah, Naudzubillah.. segala
apa yang ada disisinya pasti baik dan tiada batasannya, hanya saja kita sebagai
mahkluknya yang mempunyai banyak salah dan tidak sempurna sering tergoda oleh
bisikan-bisikan setan.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ
اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Wahai orang-orang yang
beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.
(Al-Baqarah [2] : 153)
(Al-Baqarah [2] : 153)
oke teman, Sabar berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan. Dan menurut
istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai
syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari
berbuat dosa dan sebagainya.
ada beberapa contoh sabar dalam pengertian islam :
1.
Sabar dalam menjalankan
perintah Allah SWT
Sabar menjalankan segala perintah Allah misalkan kita
menjalankan ibadah seperti Shalat, Zakat, Puasa, Shadaqah, dan Dakwah. Kita harus
bersabar serta ikhlas dalam menjalankan semua ibadah tersebut karena itu adalah
Perintah Allah SWT.
Allah berfirman :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Thaahaa:132)
2.
Sabar dari apa yang dilarang
Allah SWT
Sering
kali kita bertanya mengapa Allah melarang suatu hal, padahal sesuatu itu hal
yang kita suka dan menurut kita sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan manusia
zaman sekarang, tetapi kembali lagi apa yang Allah perintahkan dan Allah larang
itu semua baik untuk kita, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat, dan kita
harus dan wajib bersabar dalam menjauhi segala larangan Allah sebab Allah Tahu
sedangkan kita tidak.
Allah
berfirman :
وَعَسَى
أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً
وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“…Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu me-nyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui." (Al-Baqarah:
216)
3.
Sabar terhadap apa yang telah
ditakdirkan Allah SWT
Sabar terhadap setiap yang telah ditakdirkan-Nya maksudnya
kita harus bersabar jika kita terlahir dengan kondisi fisik yang kurang
sempurna, dengan perekonomian yang kurang mencukupi, sebab semua itu adalah
ujian dan cobaan bagi kita dari Allah SWT
Firman
Allah :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ
أَخْبَارَكُمْ
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji
kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara
kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” ( Q.S. Muhammad
:31)
Nah, setelah kita mengetahui contoh daripada
sabar sebaiknya kita mengetahui pula apa dan bagaimana cara untuk bersabar,
berikut adalah cara untuk bersabar :
1. Cari dulu
penyebabnya
Sebelum memulai langkah – langkah lain,
terlebih dulu kita perlu mengenali penyebabnya mengapa kita sulit untuk
bersabar. Apakah karena dipengaruhi oleh tenggat waktu, atau karena terlalu
antusias untuk menghadapi sesuatu hal yang sudah menjelang di depan mata. Bila
kita sudah tahu penyebabnya, kita akan lebih mudah mengendalikan diri dan tidak
memaksakan diri untuk menjalani kegiatan dengan terburu – buru. Cobalah
meneliti pemicu apa yang biasanya membuat kita kehilangan kesabaran.
2. Belajar dari
penyebabnya
Jika sudah mengetahui apa pemicu dari
ketidaksabaran kita, maka kita bisa mengenali pola yang tampak setiap kali
kehilangan kesabaran dan belajar mengenali tanda – tandanya. Dengan demikian,
kita bisa mencegahnya sebelum rasa tidak sabar itu berkembang lebih jauh dan
membuat kita makin emosional. Berlatih bersikap sabar
3. Belajar bersikap
santai dan rileks
Kurangnya kemampuan untuk menenangkan diri dan
bersikap rileks adalah salah satu penyebab timbulnya rasa tidak sabar, jika
kita mampu merasa santai, maka tidak perlu untuk bersikap terburu – buru dan
melupakan segala pertimbangan. Tarik napas dalam – dalam dan cobalah gerakan –
gerakan senam kecil untuk merilekskan tubuh. Duduk dengan tenang selama
beberapa saat, dengarkan musik atau menggunakan aromaterapi agar tubuh bisa tenang
dan melepaskan tekanan.
4. Fokus pada tujuan
Menetapkan fokus pada tujuan yang ingin
dicapai bisa membantu untuk melatih sikap sabar. Fokus ini tidak hanya berlaku
pada tujuan yang besar saja, melainkan juga bisa kita terapkan pada tujuan –
tujuan yang lebih kecil. Justru, fokus pada tujuan yang lebih kecil bisa kita
gunakan untuk melatih sikap sabar tersebut.
5. Catat kemajuan yang
sudah dicapai
Ketika menginginkan sesuatu hal, tidak
semuanya akan langsung bisa kita capai saat itu juga. Ada kalanya memerlukan
beberapa tahapan atau langkah untuk mencapai hal tersebut. Biasakan menulis
target mana saja atau tahapan mana yang sudah dilalui untuk melatih sikap
sabar. Dengan memiliki catatan tentang prosesnya, kita bisa melihat sejauh mana
kemajuan dari proses tersebut dan bisa menahan diri untuk menunggu sampai
selesai ke tujuan.
6. Tumbuhkan pikiran
positif
Selalu memiliki pikiran yang positif erat
kaitannya dengan bersikap sabar. Ketergesaan biasanya timbul dari berbagai
pikiran negatif dalam diri kita. Misalnya, takut pekerjaan tidak akan selesai
tepat waktu dan lain – lain.
7. Persiapkan diri
untuk hal tidak terduga
Berbagai kejadian yang diluar perkiraan juga
akan menguras kesabaran jika kita tidak berlatih untuk terbiasa bersikap sabar.
Kejadian – kejadian tersebut akan menjadi alasan untuk kita merasa bersuasana
hati buruk sepanjang hari yang bisa mempengaruhi berbagai hal yang dikerjakan
hari itu. Oleh sebab itu cobalah berlatih kesabaran agar bila ada rencana yang
tidak berjalan dengan semestinya.
8. Gunakan waktu
untuk beristirahat
Kehidupan yang serba sibuk dan terburu – buru
menyebabkan seseorang tidak bisa menyisihkan waktu untuk beristirahat. Pola
hidup semacam ini sekarang dilakukan oleh hampir semua orang dan tidak hanya
terbatas pada kalangan pekerja kantoran saja. Mengambil waktu untuk
beristirahat sejenak akan menjadi latihan yang bagus bagi kesabaran kita karena
kita belajar menunda keinginan. Luangkan waktu untuk beristirahat sejenak dalam
sehari, misalnya selama 1-2 jam untuk tidur siang atau bersantai.
7. Atasi rasa bosan
Perasaan bosan seringkali menjadi penyebab
timbulnya ketidak sabaran. Bila sedang bosan atau jenuh akan sesuatu, biasanya
kita akan menjadi tidak sabar dan ingin hal tersebut segera berlalu.
8. Sabar bukan berarti
menunda
Pengertian sabar dengan menunda menyelesaikan
suatu pekerjaan sama sekali lain. Sabar tidak bisa dijadikan alasan untuk
menunda pekerjaan kita. Penundaan suatu pekerjaan yang harus kita lakukan
karena rasa malas biasanya tidak akan menghasilkan sesuatu yang positif,
sedangkan menunda suatu hal dengan bersabar justru bertujuan untuk mencegah
efek negatif yang mungkin muncul.
9. Buatlah segala
sesuatunya menjadi sederhana
Kerumitan yang kita ciptakan sendiri dalam
hidup tentu saja akan menjadi ujian bagi kesabaran kita. Segala sesuatu yang
rumit tidak pernah mudah, dan akan menghasilkan kesulitan yang lebih bagi kita.
Sedangkan kesulitan itu akan menguras sikap sabar dari diri kita. Oleh karena
itu, sederhanakan saja semua hal yang kita bisa untuk mempermudah kehidupan
yang dijalani.
10. Bersikap realistis
dalam hidup
Tidak semua hal dalam hidup akan berjalan
seindah dongeng, karena itu kita juga harus bisa menerima pahit manisnya
kehidupan. Tidak bisa bersikap realistis merupakan salah satu penyebab ketidak sabaran
seseorang.
11. Bersedia menjalani
kesusahan
Dibalik setiap kesusahan pasti ada kemudahan.
Kutipan ini mempunyai makna yang dalam, yaitu ketika kita dilanda kesusahan
pasti akan ada kemudahan yang datang. Bila kita bisa bersabar untuk menjalani
hal yang tidak menyenangkan.
Berikut adalah contoh sifat sabar yang dapat kita
teladani dari Rasulullah, salah satu sifat beliau yang menonjol adalah
kesabarannya. Bukan kesabaran dalam kondisi biasa, termasuk kesabaran dalam
medan pertempuran yang sangat menakutkan sekalipun. Inilah yang diceritakan
Said Hawwa dalam kitabnya “Ar-Rasul Shallallahu ‘alaihi Wa
Sallam.”
Sikap sabar beliau yang paling menonjol dalam perang terdahsyatnya adalah saat perang Uhud dan perang Khandaq. Pada hari kaum muslimin didera kekalahan, beliau tetap tegar tidak mundur sejengkalpun. Juga pada hari pengepungan pasukan sekutu terhadap kota Madinah yang membuat nafas kaum muslimin tersengal-sengal, tetapi beliau tetap memiliki harapan untuk menang.
Imam Muslim meriwayatkan, “Rasulullah Saw berperang hanya ditemani tujuh orang Anshar dan dua orang Quraisy dalam perang Uhud.”
Saat perang Uhud, kaum musyrikin mampu menerobos dan mendekati Rasulullah saw. Salah seorang dari mereka bahkan melempari beliau dengan batu yang membuat hidung dan dagu beliau pecah, muka beliau robek hingga mengucurkan darah. Tak cukup sampai disini, kemudian tersiar kabar bahwa Nabi Muhammad telah terbunuh. Maka kaum Muslimin terpecah-pecah, sebagian masuk Madinah dan sebagian lari ke atas gunung. Para sahabat bingung, tak tahu apa yang harus diperbuat.
Rasulullah Saw memasang anak panah dan memberikannya pada Sa’ad bin Abi Waqhash dan mengatakan, “Tembakkan, jaminanmu adalah ayah dan ibuku.” Abu Thalhah Al Anshari adalah seorang pemanah yang jitu dalam menembak sasaranya, ia bertarung habis-habisan membela Rasulullah Saw, jika ia memanah, Rasulullah Saw menampakkan dirinya melihat dimana anak panahnya mengenai sasaran.
Di saat yang sulit ini, ketika umat Islam lari bercerai-berai tidak ada yang menemani Rasulullah Saw, kecuali jumlah yang sedikit ini. Rasulullah Saw tetap tegar memimpin peperangan yang paling mengharukan antara tiga ribu pasukan kafir Quraisy melawan Rasulullah dan beberapa orang saja yang menyertainya. Beliau tidak mau menyerah kalah, tetapi bersikeras bersama orang-orang yang menyertainya bertempur habis-habisan, sampai kaum musyrikin melihat bahwa kerugian mereka lebih besar dari pada keuntunganya, sampai akhirnya lari meninggalkan Nabi Saw dan pengikutnya.
Kesabaran yang bagaimana ini?
Jangan kita lupakan bahwa kabar terbunuhnya Muhammad sudah tersiar, dan Rasulullah Saw meminta orang-orang yang mengetahui keberadaan beliau untuk tidak menolak kabar itu, agar jangan sampai membuat kafir Quraisyi mengurungkan niat meninggalkan pertempuran. Beliau tetap bersabar dalam posisi yang paling sulit dan tidak keluar dari komando tempur yang sempurna.
Sementara pada saat perang Khandaq, Madinah dikepung dengan sangat ketat, dalam waktu yang lama yang membuat kaum muslimin berada dalam posisi aman sulit sehingga mereka tidak mengenal tidur dan istirahat berhari-hari. Pasukan Ahzab menyerang mereka dari titik yang lemah. Kaum muslimin bergerak sambung-menyambung dari tempat satu ke tempat lain untuk menghindari serangan mendadak dan kaum muslimin merasa letih sebagaimana disifati Allah Swt,
(yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Disitulah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. (al-Ahzab: 10-11)
Dalam situasi yang sedemikian sulit tiba-tiba Bani Quraizhah yang berada di dalam Madinah memutuskan perjanjian dengan Rasulullah Saw dan mengumumkan perang. Saat itu kaum muslimin semuanya terancam jiwanya, anak istri mereka terancam ditawan. Kesabaran yang bagaimana yang diperlukan seorang pemimpin dalam situasi dan kondisi yang sangat mencekam itu?.
Rasulullah Saw menyamar dengan pakaiannya, terlentang dan diam lama. Jika umat Islam diserang kekhawatiran, dan posisi mereka diujung tanduk, beliau segera bangkit dan meniupkan harapan dan menumbuhkan azam, serta meninggikan kembali semangat mereka. Beliau bersabda, ”Bergembiralah dan tunggulah dengan kemenangan dan dari pertolongan Allah.”
Bahaya yang ada di depan mata dan situasi yang mencekam tidak berpengaruh sedikitpun pada jiwa sang Pemimpin Agung, bahkan yang ada dalam jiwanya adalah kesabaran yang tumbuh di atas kesabaran. Subhanallah, semoga shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepadamu ya Rasulullah. Wallahu a’lam bissawab.
Sikap sabar beliau yang paling menonjol dalam perang terdahsyatnya adalah saat perang Uhud dan perang Khandaq. Pada hari kaum muslimin didera kekalahan, beliau tetap tegar tidak mundur sejengkalpun. Juga pada hari pengepungan pasukan sekutu terhadap kota Madinah yang membuat nafas kaum muslimin tersengal-sengal, tetapi beliau tetap memiliki harapan untuk menang.
Imam Muslim meriwayatkan, “Rasulullah Saw berperang hanya ditemani tujuh orang Anshar dan dua orang Quraisy dalam perang Uhud.”
Saat perang Uhud, kaum musyrikin mampu menerobos dan mendekati Rasulullah saw. Salah seorang dari mereka bahkan melempari beliau dengan batu yang membuat hidung dan dagu beliau pecah, muka beliau robek hingga mengucurkan darah. Tak cukup sampai disini, kemudian tersiar kabar bahwa Nabi Muhammad telah terbunuh. Maka kaum Muslimin terpecah-pecah, sebagian masuk Madinah dan sebagian lari ke atas gunung. Para sahabat bingung, tak tahu apa yang harus diperbuat.
Rasulullah Saw memasang anak panah dan memberikannya pada Sa’ad bin Abi Waqhash dan mengatakan, “Tembakkan, jaminanmu adalah ayah dan ibuku.” Abu Thalhah Al Anshari adalah seorang pemanah yang jitu dalam menembak sasaranya, ia bertarung habis-habisan membela Rasulullah Saw, jika ia memanah, Rasulullah Saw menampakkan dirinya melihat dimana anak panahnya mengenai sasaran.
Di saat yang sulit ini, ketika umat Islam lari bercerai-berai tidak ada yang menemani Rasulullah Saw, kecuali jumlah yang sedikit ini. Rasulullah Saw tetap tegar memimpin peperangan yang paling mengharukan antara tiga ribu pasukan kafir Quraisy melawan Rasulullah dan beberapa orang saja yang menyertainya. Beliau tidak mau menyerah kalah, tetapi bersikeras bersama orang-orang yang menyertainya bertempur habis-habisan, sampai kaum musyrikin melihat bahwa kerugian mereka lebih besar dari pada keuntunganya, sampai akhirnya lari meninggalkan Nabi Saw dan pengikutnya.
Kesabaran yang bagaimana ini?
Jangan kita lupakan bahwa kabar terbunuhnya Muhammad sudah tersiar, dan Rasulullah Saw meminta orang-orang yang mengetahui keberadaan beliau untuk tidak menolak kabar itu, agar jangan sampai membuat kafir Quraisyi mengurungkan niat meninggalkan pertempuran. Beliau tetap bersabar dalam posisi yang paling sulit dan tidak keluar dari komando tempur yang sempurna.
Sementara pada saat perang Khandaq, Madinah dikepung dengan sangat ketat, dalam waktu yang lama yang membuat kaum muslimin berada dalam posisi aman sulit sehingga mereka tidak mengenal tidur dan istirahat berhari-hari. Pasukan Ahzab menyerang mereka dari titik yang lemah. Kaum muslimin bergerak sambung-menyambung dari tempat satu ke tempat lain untuk menghindari serangan mendadak dan kaum muslimin merasa letih sebagaimana disifati Allah Swt,
(yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Disitulah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. (al-Ahzab: 10-11)
Dalam situasi yang sedemikian sulit tiba-tiba Bani Quraizhah yang berada di dalam Madinah memutuskan perjanjian dengan Rasulullah Saw dan mengumumkan perang. Saat itu kaum muslimin semuanya terancam jiwanya, anak istri mereka terancam ditawan. Kesabaran yang bagaimana yang diperlukan seorang pemimpin dalam situasi dan kondisi yang sangat mencekam itu?.
Rasulullah Saw menyamar dengan pakaiannya, terlentang dan diam lama. Jika umat Islam diserang kekhawatiran, dan posisi mereka diujung tanduk, beliau segera bangkit dan meniupkan harapan dan menumbuhkan azam, serta meninggikan kembali semangat mereka. Beliau bersabda, ”Bergembiralah dan tunggulah dengan kemenangan dan dari pertolongan Allah.”
Bahaya yang ada di depan mata dan situasi yang mencekam tidak berpengaruh sedikitpun pada jiwa sang Pemimpin Agung, bahkan yang ada dalam jiwanya adalah kesabaran yang tumbuh di atas kesabaran. Subhanallah, semoga shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepadamu ya Rasulullah. Wallahu a’lam bissawab.
Dan (semoga)
jangan sekali -kali ada diantara kamu dan aku yang meremehkan Ciptaan,
Kebesaran, Perintah dan Kekuasaan-Nya dengan berkata "sabar ada
batasnya", sebenarnya sabar tak ada batasanya karena ia dalah Ciptaan dan
Perintah-Nya kemudian jika aku dan kamu sekalian yakin kepada-Nya dan
menjadikan Sabar dan Sholat sebagai penolongmu dan penolongku, Allah akan
limpahkan kekuatan dari kesabaran di setiap masalah dan cobaan kita,
sesungguhnya Allah bersama orang - orang yang sabar. Semoga kamu dan aku
termasuk orang-orang sabar dan dekat dengan-Nya.
Sekian artikel
tentang pengertian, contoh, dan cara sabar yang di perintahkan Allah Swt dan di
contohkan oleh Rasulullah Saw. Wassalamu’alaikum
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar