Aku tahu, aku lemah dalam menahan nafsu—maka maafkan aku--, aku curang dalam meniatkan rindu, aku pun bodoh saat mengertikan segala kode rambu. Aku hanyalah pemimpi yang semu, penyair yang tak merdu, juga pejuang yang kadang lesu. Namun itu tak membuatku buntu, untuk memimpikan masa depanku.
Pernah ku bermimpi
tentang seseorang yang selalu ada disisiku, seseorang yang selalu mendampingiku
walau didera penat dan pilu, walau dibentangkan jarak dan waktu, walau sampai
akhir hayatku. Seseorang itu selalu bisa memikatku, menunjukan jalan sebagai
pemandu, menerangi jalan bagaikan lampu, dan menguatkanku disaat aku layu.
Ia adalah pahlawan,
yang menuntun kejalan kebenaran, seseorang yang aku harapkan menjadi kenyataan,
seseorang yang aku inginkan dimasa depan.
Ia adalah lagu, musik
yang kuputar selalu, nada yang mendayu, dentingan piano yang membuat candu.
Aku panggil ia dengan
sebutan “Kamu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar