Setiap orang pasti mendambakan pendidikan yang layak,
pendidikan yang bisa menunjang keahlian untuk menggapai setiap mimpi-mimpi
mereka, entah itu di SMA atau SMK, semua tergantung pilihan pada masing-masing
individu. Eh, kenapa jadi bahas pendidikan, padahal saya sama sekali bukan
orang yang biasa mengkritisi pendidikan, tapi yah mungkin karena hari ini
bertepatan dengan Hari Pendidikan.
Balik lagi ke topik pendidikan, setiap insan pastinya mendambakan
sebuah akhir yang bahagia, begitupun para siswa-siswi tingkat SMA/SMK, pasti
mendambakan yang namanya Kelulusan di akhir perjuangan mereka selama 3 tahun. Bicara
soal kelulusan yang didambakan seseorang siswa SMA/SMK, kelulusan juga menjadi
beban tersendiri bagi setiap siswa, ya kalo memang akhirya lulus sudah pasti
bahagia, tapi jika sebaliknya maka itu akan menjadi beban seumur hidup seorang
siswa, kecuali mereka yang sudah menemukan style dan hobbynya selain disekolah.
sumber : Kompasiana.com |
Lewati pembicaraan kelulusannya, kita beralih ke pembahasan
pasca kelulusan. Biasanya di setiap kelulusan pasti ada budaya atau tradisi
sendiri untuk merayakan sebuah kata “ Anda dinyatakan LULUS”. Bukan hanya di Indonesia
tetapi juga dinegara lain, budaya atau tradisi perayaan kelulusan ini ada
berbagai macam. Oke kita mulai dari negeri kita sendiri
1.
Indonesia : Corat-Coret Seragam dan Konvoi
sumber : pontianak.tribunnews |
Sudah menjadi Budaya atau Tradisi tersendiri dinegara kita, Indonesia. Pasti ada sebuah perayaan yang namanya “Corat-coret Seragam”, entah berasal dan berawal dari mana dan siapa yang memulainya, tradisi perayaan corat coret seragam ini adalah hal yang ditunggu-tunggu setiap siswa di berbagai pulau di Indonesia, bahkan ada yang merayakannya sebelum tanda kelulusan di kumandangkan. Tradisi ini dimulai dengan kumpul bersama dan mencorat-coret seragam masing masing dengan tandang tangan teman-teman sekelasnya, Setelah melakuan Corat-coret seragam sekolah, biasanya siswa-siswi ini akan melakukan konvoi dijalanan mengelilingi kota sebagai ajang kesombongan diri bahwa mereka telah lulus.
sumber : bali.tribunnews |
Tapi setelah ditanya alasannya, siswa-siswi ini bedalih karena
ingin seru-seruan aja, tapi menurut saya apa gunanya yang ada malah merisaukan
warga, tak bisa dipungkiri jika ada 2 sekolah yang berbeda bertemu disalah satu
persimpangan jalan, akhirnya akan terjadi tawuran. Jadi saya sarankan untuk
adik-adik jangan mencontoh tradisi ini.
2.
Argentina : Perayaan Adonan Kue
sumber : medium.com |
Kenapa saya menamainya perayaan kue, karena
tradisi perayaan kelulusan di Negara Argentina ini sama seperti perayaan hari
ulang tahun di Indonesia. Jika kamu berharap untuk bisa mendapatkan hadiah dan
bunga di kelulusan, maka jangan kecewa jika yang kamu dapatkan adalah lemparan
Telur, mentega, mayonnaise, telur, dan susu. Sudah seperti adonan membuat kue
bukan ? hihi.
3.
Korea : Saling Melempar Tepung
sumber : vaiguoren.files.wordpress.com |
Tak berbeda jauh dengan perayaan di
Argentina, di Negara Oppa Drama juga merayakan kelulusan dengan saling melempar
tepung, tapi bedanya sebelum perayaan ini siswa-siswi diwajibkan mengikuti
acara Song-sa dan Dap-sa. Song-sa adalah acara dimana salah satu perwakilan
adik kelas akan membacakan pidato selama 5 menit, isinya adalah kata-kata
kesedihan dan masa-masa indah saat disekolahnya, sedangkan Dap-sa adalah
perwakilan siswa-siswi yang telah dinyatakan lulus untuk berpidato yang isinya
adalah ucapan perpisahan kepada teman-teman, adik kelas, guru-guru, dan warga
sekolah.
4.
Amerika : Party Time
sumber: Pinterest.com |
Sebagai Negara besar yang menganut paham
kebebasan, sudah menjadi hal yang biasa jika perayaan kelulusan dinegara ini
adalah Pesta, dan tak jarang juga disetiap pesta dihiasi dengan meminum-minuman
keras dan pesta dansa dsb. walaupun sebelumnya perayaan kelulusan ini terdapat suatu upacara kelulusan. tetapi Selain pesta kelulusan, perayaan dinegara ini adalah
dengan berfoto bersama, bermain permainan di kolam renang, dan lempar topi toga,
atau bahkan pesta seks.
5.
Belanda : Menaruh Tas di depan Pintu
sumber : integratedexpat.wordpress.com |
Berbeda dengan perayaan kelulusan pada
umumnya yang biasanya di umumkan pihak sekolah kepada siswa-siswinya, di
Belanda pengumuman kelulusan diberitahukan pihak sekolah langsung kepada orang
tua siswa, dan orang tua siswalah yang diwajibkan memberi tau anaknya apakah ia
lulus atau tidak, jika lulus maka dengan segera sang siswa melakukan tradisi
menggantungkan tasnya di tiang bendera Negara Belanda, yang terletak di depan
pintu. Sungguh sangat menjunjung patriotisme yah Negara ini.
6.
Jepang : Memberi atau Meminta dua kancing baju
sumber : linfield.edu |
Jepang merupakan Negara yang ramah dan juga
rapi, jangan heran jika tradisi kelulusan mereka bukan hal-hal yang buruk. Di
Jepang, mereka memiliki tradisi kelulusan yaitu hadir di acara kelulusan menggunakan kimono bagi perempuan dan memberi 2 kancing baju mereka
kepada seseorang, sebagai tanda rasa suka, cinta, dan sayang. Karena kelulusan
adalah masa akhir mereka di sekolah, maka ini menjadi ajang untuk mereka
mengungkapkan rasa, tetapi diterima atau tidaknya itu tidak menjadi masalah,
sebab yang terpenting mereka telah mengungkapkannya. Mengapa dua kancing baju,
alasannya adalah karena kancing tersebut dekat dengan hati yang menjadi symbol rasa
sayang dan cinta.
7.
Swedia : Siswa jadi Pelaut
sumber : uniformofman.com |
Di Swedia perayaan kelulusan mereka
dirayakan dengan acara yang formal, tetapi bedanya setiap siswa diharuskan
memakai pakaian formal dan topi Pelaut, setelah acara itu mereka diarak
keliling kota. Acara ini disebut dengan Studentmossa.
8.
Norwegia : Perayaan topi dan celana panjang
Merah
sumber : buzzfeed.com |
Tak jauh berbeda dengan Swedia, siswa-siswi
di norwegia juga melakukan perayaan kelulusan dengan cara keliling kota
menggunakan mobil beramai-ramai, bedanya setiap siswa-siswi diharuskan
menggunakan celana panjang dan topi berwarna merah sambil meniupkan pluit.
9.
Russia : The Last Bell
sumber : cavemancircus.com |
The Last Bell atau dalam bahasa Indonesia berarti
Bel Terakhir, merupakan nama perayaan kelulusan di Negara Rusia. Diperayaan ini
siswa-siswi menunggu bel terakhir sebagai tanda berakhirnya masa sekolah
mereka, dan siswi di rusia juga wajib menggunakan gaun hitam dan clemek putih
sebagai tanda menghormati seragam sekolah mereka, kemudian setelah menunggu bel
terakhir, para siswa siswi akan basah-basahan di air mancur dekat/depan sekolah
mereka.
Dari sekian banyak perayaan yang ada didunia, diantaranya
memiliki makna tersendiri yang bisa dibanggakan. Tradisi di Indonesia harus
diubah yang tadinya perayaan konvoi corat-coret dapat meresahkan warga sekitar
menjadi perayaan kelulusan yang dapat meningkatkan patriotisme serta
penghormatan terakhir bagi sekolah. Peran pengubahan ini harus dikembangkan dan
di inovasikan pihak sekolah, atau bahkan pemimpin Negara sekalipun.
"ing ngarso sung taladho, ing madya mangun karso, Tut wuri handayani"
- Ki hajar Dewantara -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar