Jam menunjukan pukul 9 malam, kuingin terlelap, namun bayangmu selalu menyelinap. Dengan lagu yang selalu kuputar berulang kali, ini membantuku jatuh cinta padamu berkali-kali, untuk kesekian kali.
Kupandang foto profile mu di instagram, dengan handphone
yang masih ku genggam, berharap kau rasakan perasaan yang saat ini ku pendam.
Sakit mengetahui dirimu sudah ada yang memiliki, namun
mengapa rasaku sulit untuk mengerti, bukannya melemah, ia malah tak ingin
menyerah. Padahal pikiran sudah benar-benar lelah.
Aku tak tahu apa yang kurasakan, dan Entah apa yang ini rasa
ini lakukan, sedikit menyakitkan tapi ia terus memperjuangkan. Hanya takut
perjuanganku nanti kau sia-siakan, walaupun tulus juga setia yang kuberikan. Tak
ingin ada versi kedua dari “sebuah usaha melupakan”.
Kau temukan kelemahan dalam diriku, kau serang habis
pertahananku, hingga ku terbius oleh senyummu yang beku bagai salju. Dan sinar
pelangi dimatamu yang selalu berikan
candu.
Aku hanya takut dengan tanpa peduli, kau mungkin pergi,
meningggalkan aku yang sudah dimabuk oleh sihir senyummu yang beku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar