Kukira perasaan itu telah hilang begitu saja, kukira
perasaan itu telah lenyap tak bersisa, tapi ternyata aku salah, salah untuk
memperkirakan semua.
Aku mengerti, mungkin untuk saat ini kamu tak memerlukanku
untuk ada disisi, tak mengharapkan harimu untuk kuhiasi, tapi tak mengapa, aku
masih saja sama.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di awal aku jatuh cinta, memang aku tak mengenalmu
sebagaimana adanya, aku tak pernah dekat bahkan berbicara, karena itulah aku
tak mengerti aku mencintaimu karena apa.
Aku ingat saat kita pertama jumpa, kau selalu membuatku
terpesona, kau selalu membuatku dimabuk cinta, karena keindahanmu membuatku
buta.
Aku ingat saat kita pertama jumpa, kau membuatku tak
sadarkan diri, kau membuatku mengerti, bahwa aku memang tak sendiri, ada hal
yang memang harus ku perjuangi, walau kaupun tak peduli.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku berjuang, dan terus berjuang untuk bisa dekat denganmu
sepertinya. Dia orang yang selalu membuatmu tertawa, dan dialah yang orang
tuamu percaya.
Jika saja bisa ku balikan waktu, mungkin aku tak semenderita
waktu itu, mungkin aku tak buta untuk cemburu, dan mungkin kau sudah jadi
milikku. Sayangnya, itu hanya khayalku, yang terlalu mengharapkanmu, untuk
hiasi hariku.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Waktu demi waktu terus terulang, dan perasaan ini tak akan
pernah hilang. Jika saja aku bisa bilang, bahwa aku mencintaimu, oh sayang.
Aku lelah, aku lelah karena perasaanku tak mau mengalah, aku
lelah untuk bisa membuatmu mengerti bahwa aku siap untuk menjadi ayah, dan aku
siap untuk memberi nafkah.
Tapi ah sudahlah, aku merasa aku harus menyerah. kau dan
aku, hidup bersama, itu tak akan pernah. Walau aku masih mengharapkannya
sebagai hadiah. Hadiah terindah yang dalam hidupku yang penuh dengan derita dan
susah.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Memang harus ku bunuh mati semua perasaan, walau aku tak
sanggup melakukan. Memang harus ku paksakan, karena aku ingin melihatmu
dilindungi kebahagiaan, hidup bersama dengan orang pilihan.
Telah lama kurasa perasaan itu menghilang, Hidup adalah
sebuah pilihan, dan jalan yang aku pilih adalah melupakan, maka kupilih seseorang
sebagai pasangan.
Aku dan dia saling mencinta, kami menjalani hari-hari
bahagia, dan aku ingin menjaganya. Karena aku berjanji tak akan menyakitinya,
dan aku berjanji untuk tetap setia.
Walaupun aku telah memilikinya, namun aku tak bisa
menyembunyikan rasa, didalam hatiku masih terisa serpihan sepai rasa cinta,
untukmu seseorang yang tak bisa kulupa.
Benar jika ada seseorang berkata, mungkin bibir bisa berkata
bohong, namun hati tak akan serong, jika rasaku padamu telah kosong.
Ini terbukti, bahwa malam ini, aku benar-benar bermimpi, kau
hadir kembali.
Yah, sudahlah. Aku tak akan pernah mengelak. Mencintaimu seperti
mengundang sesak, sekeras apapun aku berteriak, mengatakan cintaku padamu sudah
ku tolak, tapi nyatanya cinta ini masih saja berdetak, bergejolak, dan
mengombak.
Jika suatu hari nanti, Allah kan beri waktu tuk katakan ini,
aku akan berjanji, aku tak akan pernah lari, aku berjanji, tak ada yang lain
disisi, dan aku berjanji, aku akan menjagamu sampai mati, walau harusku
korbankan segalanya, aku rela. Demi kamu yang selalu saja menyelinap hadir dan
memberi warna, demi kamu yang selalu ku cinta.
Kau bagai laut yang dimalam hari, gelapnya membuatku tak
berani, ombaknya membuatku ingin lari, namun kaulah yang seharusnya aku
perjuangi.
Wahai lautku yang dalam. Banyak hal yang tak bisa ku
mengerti. Maka bantulah aku untuk mengenalmu lebih dalam lagi.
Wahai lautku yang berbahaya. Jangan kau tenggelamkan aku
begitu saja, sebabku mempunyai alasan untuk membuatmu percaya.
Wahai lautku yang Indah, yang selalu membuatku terperangah, tunjukan aku kemana aku harus melangkah, aku
berjanji kan membawa hijrah, kejalan Sang Lillah. aku akan datang kerumah,
kukatakan kepada Ayah, bahwa aku mengkhitbah, memberi nafkah, dan kusiap
menjadi seorang ayah. Aku Bersumpah.
Wahai lautku yang Indah, yang Shalihah, dengarkan segala curah, bahwa Malam ini aku Bersumpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar