Entah, sudah berapa
lama perasaan ini singgah, entah berapa lama juga hati ini tertembus panah,
namun sama sekali ia tak pernah menyerah.
Tidakkah kau berpikir
ini sangat unik, semakin jauh kumencoba tak tertarik, rasa bertahan walau
diterpa panas terik, tanpa terusik, dan tak bisa kutampik.
Bak kapal yang
bernama Titanic, yang tenggelam di Samudra Atlantik, terlanjurku simpan rasa
ini baik-baik, kubiarkan ia tenggelam sampai ke ujung titik.
Aku tahu, jika kau
tak menerima rasaku, yang tulus padamu. walau telah kucoba indahkan tempatmu,
dihatiku, egomu selalu membuatku kaku.
Akupun tak tahu kapan
rasa ini berhenti, berhenti untuk tidak tumbuh lagi, aku lelah untuk menyakiti,
perasaan seseorang yang kukira ia adalah cinta sejati.
Kau tak mungkin bisa hilangkan,
rasa yang sudah tertanam nyaman, sebisa mungkin kau mampu bertahan, besarnya
cintaku tak bisa tertahankan, karena dia hadir atas izin Sang Maha Pemilik
Kerajaan.
Tak usah repot-repot
kau berbohong, tak usah repot-repot untuk menodong, rasaku rela walau harapan
kosong, rasaku ingin sedekat kerongkong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar