Syair : Terpukul Laut Senja Doc : Pribadi

Mencintaimu adalah mimpi yang tak pasti, kenyataan yang berasal dari bias ilusi. Aku tak tahu pasti, bagaimana cara untuk mengakhiri. Dimanakah hatimu saat ini bersembunyi, aku tak mengerti, sebab kemanapun aku mencari, hatimu tak pernah kutemui.

Sesaat ku merasa nyaman, saat namaku kau ucapkan. Indah sesaat, terasa diakhirat.

Aku tahu, aku bukanlah orang yang bisa membuatmu bahagia, bukanlah orang yang bisa membuatmu bangga, jika nanti kau milikiku seutuhnya. Walau saat ini telah kuserahkan segala jiwa dan raga, kau tak pernah mau mengambilnya dengan suka rela. Kau memilih dia yang lebih sempurna, yang lebih bisa membuatmu merasa bahagia.

Apakah kau mengerti, telah bertahun-tahun rasa ini kulalui. Pernah kucoba tuk mengubur mati, namun setiap saat ia selalu kembali, mencarimu, dihati ini.

Kau hanya bintang indah yang kutatap dengan pasrah, kara selama ini aku hanya bisa melihatmu dari jauh, dengan penuh peluh.

Tak sadarkah kau, bahwa diriku selama ini, aku hanya bisa terdiam dalam nestapa, dan hanya bisa memandang indahmu layaknya senja, senja yang memang nyataya bukan hanya aku saja yang bisa menatapnya.

Wahai lautku, mungkin memang salahku, di 4 tahun yang lalu, aku selalu mencurahkan dan mendo’akan segala tentangmu, kepada Sang Penguasa Waktu. Salahku Saat itu, aku berdo’a, untuk bisa mencintaimu selamanya, dan aku memohon suatu saat nanti – tepatnya saat ini—aku bisa dekat denganmu, mendengarkan segalah keluh kesahmu. Sayangnya, do’a ini terkabul, namun membuatku merasa terpukul, karena cinta ini selalu mengumpul. Maafkan aku yang selalu saja membuat dirimu terasa terpukul.

#puisi #syair #rima #indonesia